22 Oktober, 2024

Sang Hyang Mada, Founding Father In The Nuswantara



setiaalloh.com - Shang Hyang Mada pembersatu  seribu lebih bangsa-bangsa dan suku-suku berada dalam kuasanya, melalui metode persemakmurannya, yang tentu berbekal tidak hanya intelektualitas ksatria.

Nilai-nilai spiritualitas dalam karya artikel ini lebih menjadi perhatian, dan melalui analisa pribadi dari pengalaman spiritual penulis selama perjalanan hidup sampai saat artikel ini tayang dalam ruang publik.

Teretori wilayah yang sangat luas jika dibanding dengan 37-38 kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Jawa Timur, kabupaten Lamongan terdapat 27 kecamatan dan 447 desa, jika tidak keliru dalam catatan penulis.

Didukung dengan banyaknya artefact dan peninggalan-peninggalan sejarah, serta diperkuat dengan kultur dan budaya penduduk desa dan maupun masyarakat kotanya, kabupaten Lamongan dapat dipastikan selain tempat kelahiran dari tokoh sejarah fenomenal pendiri Nuswantara, ialah Maha Patih Gajah Mada.

Mengulas singkat tentang keberhasilan beliaunya Sang Maha Patih dalam mempersatukan bangsa-bangsa dan suku-suku dalam wadah Negeri Nuswantara.

Bhineka Tunggal Ika atau Perbedaan Yang Meng-Esa bagi penulis dalam memaknai, adalah sebagaimana telah menjadi nilai-nilai dasar keimanan (Mukmin) dalam keberlangsungan hidup bagi segenap ummat ber-Agama. Sebagai catatan pengingat bahwa "satu orang mukmin lebih berharga dari pada dunia seisinya".

Tan Hana Darma Mangruah atau Kebenaran Yang Menyatu, sebagai balance dalam keberlangsungan hidup sosial kemanusiaan antar sesama insan (Sejati) dalam ber-Bangsa.

Dua dasar Negara tersebut telah menjadi ikrar (Mukmin Sejati) bagi segenap tumpah darah Negeri Nuswantata, baik ikrar sebagai ummat ber-Agama dan maupun ikrar sebagai insan seutuhnya (Bangsa).

Menjadi prasasti, sebagai kontribusi dalam persatuan dan kesatuan hingga lahirnya Indonesia Raya, telah tertuang pada sila ke-3 Pancasila dan dengan bentuk Negara Indonesia adalah Kesatuan Republik.

Pedang dan Keris beliaunya Sang Maha Patih sebagai simbol politik/kekuasaan juga harga diri dan sekaligus melalui Sumpah Pallapanya yang menjadi ke-Ampuhan sebagai seorang Ksatria.

Sang Maha Patih, mampu mempersatukan berbagai bangsa dan suku-suku yang disertai pula dengan kejayaannya menaklukan sepertiga dunia, kabupaten Lamongan tentu dapat menjadi referensi barometer budaya bangsa, baik tingkat Nasional maupun tingkat Dunia.

Jika mengutip pernyataan dari Sang Proklamator Kemerdekaan NKRI, “Bahwa berikan aku 10 pemuda yang jiwanya berapi-api maka aku akan goncang dunia”.

Tentu sangat relavan jika saat ini mengingat terkikis dan lunturnya peradaban jati diri bangsa sebagai sebab samarnya haluan pendidikan/budaya bangsa.

Bagi penulis, melalui revolusi peradaban,

“Berikan Aku Satu Pemuda Yang Ber-Jiwa Nuswantara (Mukmin Sejati) Maka Akan Aku Benamkan Badan-Badan Dunia”. Sang Hyang Mada, The Big Founding Fathers of The Nuswantara.

Pada artikel berikutnya akan mengulas,

“Dan Berikan Aku Satu Orang Tua Yang Ber-Hati Samudera (Islam Sejati) Maka Akan Aku Ciptakan Perdamaian Abadi “. Shang Hyang Giri Nata, Mr. President in The World.

bersambung.(SUB)


EmoticonEmoticon